Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.
Proses belajar mengajar merupakan inti daripada proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan pelajar atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan pelajar itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi educative. Kegiatan pendidikan bukan hanya terbatas pada tugas menyampaikan ilmu tetapi juga melibatkan usaha menanam sikap dan nilai-nilai kepada pelajar yang sedang belajar (Abu Bakar. 2004: 6)
Guru menyandang tugas yang amat penting, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dalam bentuk pengabdian. Sekurang-kurangnya ada tiga tugas utama guru yaitu tugas mengajar, tugas mendidik dan melatih. Mendidik berarti mengembangkan dan meneruskan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan para pelajar. Tapi kesuksesan dalam belajar mengajar bukanlah mutlak berasal dari guru tetapi ada banyak macam faktor yang mempengaruhi lainnya
2. Faktor faktor yang mempengaruhi kesuksesan belajar mengajar.
Hampir setiap orang pasti pernah mengalami proses belajar-mengajar,baik itu sedari kecil oleh orang tua maupun setelah memasuki jenjang sekolah. Dalam posisi sebagai pembelajar, kita seringkali mendengarkan, mengamati, dan menilai cara pengajar dalam menyampaikan materi, bahkan yang paling ekstrim, apabila kita tidak menyukai cara pengajar mengajar baik karena sulit dimengerti ataupun karena faktor boring seringkali mengabaikannya, masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Faktor pengajar dalam proses kegiatan belajar-mengajar memang sangat berpengaruh sekali terhadap motivasi pembelajaran, meski memang ada juga siswa yang mandiri, yang tidak terpengaruh terhadap faktor pengajar karena dia mau belajar sendiri . Pada umumnya kita akan menyukai pengajar yang bagus dalam penyampaian materi, mudah dimengerti dan berlangsung dua arah hingga bisa diketahui sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang telah disampaikan. Tetapi dari paparan diatas terdapat 3 faktor yang mungkin dianggap sukses jika kita melakukannya yaitu cara belajar, lingkungan sekitar dan sarana belajar
A. Lingkungan sekitar
Termasuk didalamnya adalah orangtua, Guru dan teman. Walaupun tentu saja kecerdasan anak sendiri sangat mempengaruhi kesuksesan dalam belajar, namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan anak atau murid-muridnya, tetapi pertanyaannya adalah bagaimana mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru. Jika orang tua turut serta dalam perkembangan belajar anak anaknya bukan tidak mungkin si anak akan mengalami keadaan dimana ia dapat mengembangkan akal dan pikirannya dalam belajar, suasana belajar di rumah yang diciptakan para orang tua dapat mendukung kemauan anak untuk belajar dan dapat dipastikan hasil nya akan sangat memuaskan.
Begitupun peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan belajar anak anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan kepada anak anak bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih yang terdapat pada anak. “Sebagai guru, adalah sebuah kebanggaan tersendiri yang tak akan hilang bila berhasil membimbing anak dalam studi dan menjadikannya sukses. Bahkan guru, akan rela berusaha semaksimal mungkin dan melakukan apa saja demi membantu anak sukses dalam studinya. Tapi bagaimana caranya yang paling tepat ? Inilah yang sering menjadi masalah…..” (Dr. Martin Leman)
Satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pergaulan dengan teman, seperti dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson dengan baik, “Saya membayar kepala sekolah tetapi anak-anak sekolah lah yang mendidik anak laki-laki saya”. Pergaulan anak anak di sekolah juga harus kita monitoring, jangan sampai anak anak kita terbawa dalam suasana belajar yang negative akibat dari pengaruh buruk teman temannya. Jika anak hendak belajar bersama temannya, dukunglah ia. Belajar bersama memang dapat membantu anak, baik dalam pelajarannya sendiri,maupun dalam perkembangan bersosialisasinya. Peran orang tua di sini adalah mengontrol apakah anak memang belajar bersama atau sekedar alasan saja untuk keluar rumah dan bermain dengan temannya. Langkah yang paling mudah untuk mengontrol anak tanpa membuatnya merasa dicurigai, adalah dengan menyediakan rumah kita sendiri sebagai tempat mereka belajar bersama. Dengan begitu, selain membuat kita bisa mengawasi apakah mereka memang belajar, juga sekaligus membuat kita bisa mengenal teman-teman si anak.
B. Sarana Belajar
Buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam perkembangan belajar anak terutama dalam pengembangan minat membaca anak-anak. Buku pelajaran yang berkualitas menjadi utama peningkatan mutu pendidikan”, kata Alan Cunningworth, pakar pendidikan Inggris (Kompas, 18 Februari 2008). Ini berarti di era globalisasi ini, buku teks pelajaran masih merupakan sumber belajar dan media yang penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pendapat Drs. Agus Lukman Hakim MSc., Kepala Bagian Pengendalian Mutu Buku di Pusat Perbukuan yang menyatakan bahwa buku merupakan alat penyampaian kurikulum kepada siswa (Supendi, 2004). Sungguh dibutuhkan buku teks pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga isi buku dapat dipahami oleh guru maupun siswa. Buku teks pelajaran yang berkualitas rendah jelas tidak akan dapat dijadikan tempat penyimpanan dan menyebarluaskan khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Satu hal yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah komputer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat dimanfaatkan dalam perkembangan belajar anak.
C. Cara Belajar
Satu ungkapan terkenal dari Bill Gates, pendiri Microsoft adalah “You do it bit by bit”. Dia mengungkapkan itu untuk menjelaskan proses pembuatan program komputer. Pembuatan program adalah proses yang memakan waktu yang panjang yang tidak bisa dilakukan seketika yang memerlukan energi besar dan pikiran yang mendalam untuk menyelesaikannya. Ungkapan itu bisa juga diterapkan dalam proses belajar. Pada umumnya murid-murid masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.terdapat berbagai cara atau metode dalam belajar. Belajar yang baik bukan belajar atau membaca dengan cepat selesai itu juga tetapi harus secara berkala atau berlanjut dengan waktu yang lama sehingga dapat memunculkan memori yang banyak didalam otak kita tentang apa yang sering kita baca selama ini. Tanamkanlah dalam diri anak bahwa kegiatan belajar adalah sesuatu yang perlu diprioritaskan dalam kegiatan sehari-hari. Jangan kacaukan jam belajar anak dengan acara-acara seperti berbelanja ke mall, atau malah mengajaknya bermain pada saat seharusnya ia belajar. Bila anak sejak kecil merasa bahwa acara belajarnya adalah suatu acara yang dianggap penting oleh orang tuanya, ia pun akan beranggapan bahwa belajar itu memang penting. Bila anak sedang belajar, usahakan agar tidak mengganggunya dengan cara tidak menghidupkan TV. Berikanlah suasana yang tenang bagi anak, sehingga perhatiannya tidak terganggu oleh siaran TV. Jika memang tetap hendak menyaksikan TV atau menonton video, usahakan agar suaranya tidak membuat anak terganggu atau teralih perhatiann
Perhatikanlah bagaimana si kecil belajar. Apakah ia belajar dengan senang hati ? Atau dengan ekspresi kesal dan frustrasi ? Sebagai orang tua kita harus tanggap, apa kira-kira yang si kecil rasakan saat ia belajar. Jika ia belajar dalam suasana hati yang senang, apa yang ia pelajari akan lebih melekat dalam dirinya dan ia juga tidak merasakan berbeban untuk belajar. Bila ia tampak kesal atau tidak senang saat ia belajar, cobalah cari apa penyebabnya. Apakah ia mengalami kesulitan berkonsentrasi ? Atau ia terganggu oleh sesuatu ? Di sini orang tua harus pandai-pandai membuat suasana hati si kecil gembira saat ia belajar.
Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah teknik membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud
Penutup
Guru harus mampu membangun banyak karakter agar peran dan fungsi kita sebagai guru sekaligus makhluk sosial dapat diterima dengan baik oleh anak didik kita, sebenarnya ada banyak cara untuk menghidupkan komunikasi kita dengan anak,seperti wajah. Wajah adalah sumber perhatian pertama ketika guru bertemu dengan anak didiknya dan juga pusat perhatian dalam berkomunikasi. Ketika anda bertemu dengan anak didik anda usahakanlah memberikan sesuatu yang baik, ramah dan ekspresif karena itu menentukan komunikasi anda selanjutnya ibarat kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Tataplah mata anak untuk menumbuhkan suatu penghargaan baginya, bisa dibantu dengan mata yang berbinar, mulut tersenyum lebar, dan ucapan - ucapan yang membuat anak merasa di hargai.
Berikanlah komentar - komentar yang empati contohnya subhanallah, alhamdulillah, dsbnya terhadap apa yang telah ia lakukan meskipun hanya bercerita tentang mainannya. Jangan merasa bahwa menjadi guru akan selalu benar, jika kita telah melakukan kesalahan atau kealfaan terhadap anak jangan sungkan untuk "meminta maaf "kepada anak karena itu akan memberikan sebuah pembelajaran tentang saling memaafkan dan komunikasipun akan berjalan. ancar karena antara guru dan murid saling menghargai. Bagaimana jika anak sedang emosional, memberontak, tidak mau mendengar dengan apa yang kita katakan?? terlebih dahulu upayakan kesabaran pada diri kita, dengarkan pendapat dan teriakan mereka dan coba jawab tanpa harus terpancing emosi, alihkan perhatian mereka terhadap hal - hal yang menyenangkan.
Jika anak masih memberontak, coba kita diamkan saja, jangan memberi respon apa - apa dan pergilah menjauh dari anak untuk meredam emosi kita dan anak. Pahami bahasa anak sesuai dengan tingkatan umur mereka. Perhatikan dan pahami kata - kata khas serta istilah yang sering dipergunakannya di lingkungan teman - temannya.
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S. “Psikologi Pembelajaran”, Media Abadi, Cetakan Ke IX, Tahun 2007
Gagne, Robert,M. The Conditions of Learning, Holt, Rinehart and Winston, New York, 1977
Bloom,B. Human Characteristic and school Learning, Mcgraw-Hill,New York,1976
Rochman,N.Psikologi Kepribadian, CV Mutiara, JAKARTA, 1979
THANKS
BalasHapusTerimakasih untuk informasinya ya, bermanfaat banget.
BalasHapusOh ya, sekedar nambahin informasi aja nih. Bagi yang membutuhkan Sewa Genset Syncronize untuk keperluan berbagai acara seperti konser, pernikahan, meetup, atau lainnya bisa coba hubungi kami Arthur Teknik. Dengan senang hati, kami akan siap membantu Anda.
Terimakasih lagi min,
Salam blogger.